Dulu saya tidak tahu bahwa sebenarnya saya bisa mengendalikan pikiran saya. Saya pikir saya memang diciptakan dengan karakter tidak tegas dan tidak mudah membuat keputusan.Saya percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tapi saya tidak menerima pengajaran apapun tentang pikiran saya atau bagaimana seharusnya kondisi pikiran seseorang yang percaya kepada Tuhan Bertahun-tahun lalu saat saya mulai serius dalam hubungan saya dengan Tuhan, saya belajar bahwa banyak permasalahan yang berkaitan dengan pola pikir yang salah. Pikiran saya tidak pernah didisiplinkan, dan kondisinya benar-benar berantakan. Saya mulai menyadari bahwa saya ternyata begitu penuh dengan keraguan dan rasa tidak aman. Saya berusaha keras untuk memperbaiki masalahnya dengan menolak pemikiran-pemikiran salah yang datang ke dalam otak saya, tapi mereka begitu kukuh bertahan.
Banyak orang bergumul dengan hal ini karena mereka telah menghabiskan waktu bertahun-taun mengijinkan pikiran mereka terus mengembara tanpa arah. Mereka tidak pernah menerapkan kedisiplinan pada pikiran mereka. Orang-orang yang kelihatannya tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama untuk membuat suatu keputusan berpikir mungkin ada sesuatu yang salah dengan pikiran mereka. Bagaimanapun juga, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan bisa jadi merupakan hasil dari kebiasaan membiarkan pikiran melakukan apapun yang dikehendakinya selama bertahun-tahun.
Saya bergumul dengan kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi selama bertahun-tahun. Saat ada sebuah keputusan kuat yang memanggil saya untuk melakukannya, saya menyadari saya tidak cukup percaya diri atau tidak cukup disiplin untuk melangkah dan membuat pilihan itu. Pikiran saya selalu mengembara dari satu hal ke hal lainnya. Saya harus melatih pikiran saya melalui disiplin. Itu tidak mudah, dan kadang saya masih gagal. Saya belum bisa berkonsentrasi secara sempurna, tapi paling tidak saya mengerti seberapa pentingnya untuk tidak membiarkan pikiran saya pergi kapanpun dan kemanapun dia mau.
Seringkali juga, pikiran Anda bisa melamun, bahkan selama percakapan berlangsung. Ada saat-saat dimana suami saya, Dave, sedang berbicara kepada saya dan saya mendengarkan untuk sementara, lalu tiba-tiba, saya menyadari bahwa saya tidak mendengar bagian terakhir dari perkataannya. Kenapa? Karena saya mengijinkan pikiran saya mengembara ke hal yang lain. Tubuh saya berdiri di sana, kelihatannya sedang mendengarkan, tapi dalam pikiran, saya tidak mendengarkan. Dulu, saya berpura-pura saya sudah tahu apa yang dia katakan. Sekarang, jika itu terjadi, saya berhenti dan mengatakan padanya, "Tunggu, bisakah kamu mengulanginya? Aku tadi melamun dan tidak mendengar apa yang kamu katakan." Dengan cara ini, saya berurusan dengan masalahnya, saya mendisiplin pikiran saya untuk tetap pada jalurnya. Menghadapi masalah ini adalah satu-satunya cara untuk menang dan menguasai pikiran kita.
Ingatlah, pikiran kita adalah medan perang untuk pergumulan sehari-hari. Keraguan dan ketidakpastian hanyalah hasil dari kekalahan perang ini, dan itu bisa menyebabkan Anda berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan pikiran Anda. Tapi sesungguhnya, pikiran Anda hanya perlu untuk didisiplinkan. Mintalah pertolongan Tuhan, dan jangan biarkan pikiran Anda berjalan semaunya. Mulailah hari ini untuk mengontrol pikiran Anda dan mempertahankannya pada apa yang sedang Anda lakukan. Anda perlu terus berlatih, karena melepaskan diri dari kebiasaan lama dan membentuk kebiasaan baru selalu membutuhkan waktu. Disiplin memang tidak pernah mudah, tapi pada akhirnya akan selalu menguntungkan. Saat Anda memenangkan perang dalam pikiran Anda, Anda akan merasa lebih pasti tentang diri Anda sendiri, dan Anda akan mampu mengendalikan pikiran Anda dengan percaya diri.
Sumber : joyce meyer